Kamis, 24 September 2009

Indonesian Communication System - Persepsi Terhadap Cina Medan


Persepsi Komunikasi dan Kebudayaan Terhadap Etnis Tionghua



v Komunikasi dan Kebudayaan Etnis Tionghua dari Medan atau Cina Medan

· Persepsi Pribadi

Menurut saya secara pribadi, masyarakat pada komunitas Cina Medan memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kuat. Kami menganggap bahwa seluruh warga Cina Medan adalah suatu kesatuan yang bersaudara. Hal ini dikarenakan penderitaan dan tekanan yang didapatkan oleh warga Cina Medan pada masa penjajahan Belanda, Jepang zaman pemerintahan Orde Lama. Pada saat itu warga Cina mendapat perlakuan rasis dari berbagai pihak, dimana selanjutnya hal tersebut justru semakin mempererat rasa persaudaraan pada masyarakat Cina Medan. Apabila ada orang beretnis Cina yang berasal dari Medan dan bertemu dengan orang lain beretnis Cina yang juga berasal dari Medan, mereka akan langsung menjalin komunikasi seakan-akan mereka adalah teman baik sejak lama, padahal baru saat itu pula mereka bertemu. Hingga pada saat ini, dimana perlakuan terhadap etnis Cina menjadi lebih baik, dan sebaliknya pandangan masyarakat Cina terhadap etnis lain mulai berubah, rasa kekeluargaan tersebut masih melekat dan tetap terjaga.

Selain itu, masyarakat Cina Medan memang cenderung lebih berbakat dalam berbisnis. Hal ini mungkin dikarenakan latar belakang masyarakat Cina Medan yang kebanyakan memang berasal dari pedagang. Hal tersebut kemudian menyebabkan masyarakat Cina Medan tampak begitu bernafsu untuk mencari uang. Hal tersebut memang saya akui terlihat pada banyak masyarakat Cina Medan, masyarakat Cina Medan cenderung terus berusaha mendapat uang, hingga pada perkembangannya Masyarakat Cina Medan lebih pandai dalam melihat peluang bisnis. Yang menjadi masalah adalah pada perkembangannya, menurut saya masyarakat Cina Medan cenderung menjadi lebih licik dalam berpola pikir . Saya sendiri mengakui bahwa dalam urusan licik atau membohongi orang saya sebagai Cina Medan lebih ahli dibandingkan orang-orang dari suku atau etnis lain.

Masyarakat keturunan Cina seringkali berbicara dalam bahasa Mandarin, Hokkian atau bahasa-bahasa daerah asal leluhur masing-masing dalam berkomunikasi di dalam keluarga. Namun, khusus pada Cina Medan, kami cenderung berbicara dengan dialek yang lebih kuat dan suara yang keras hingga seringkali terdengar galak dan kasar. Selain itu menurut saya masyarakat Cina Medan memang cenderung lebih banyak bicara atau bawel dibandingkan dengan masyarakat etnis lain. Bagi orang lain di luar etnis Cina Medan mungkin hal ini menjadi masalah, namun bagi saya pribadi hal tersebut adalah hal biasa dalam komunikasi di komunitas Cina Medan.

Dalam urusan pernikahan banyak Cina Medan yang memang berniat dan bahkan diharuskan untuk menikahi orang lain yang memang berasal dari masyarakat Cina Medan pula. Hal ini adalah hal yang paling tidak saya sukai dari masyarakat Cina Medan, karena pandangan tersebut justru memperburuk isu-isu rasisme yang memang juga melekat pada masyarakat Cina Medan.

Yang menarik pada masyarakat Cina Medan adalah keteguhannya dalam memegang akar kebudayaan asal, yaitu Cina. Dalam masyarakat Cina terdapat hari-hari khusus pada setiap bulan yang bernama Cap Go, Ce it, dimana pada hari-hari tersebut masyarakat Cina diwajibkan untuk bersembahyang pada bulan. Selain itu ada pula hari raya Ceng Beng ,hari raya dimana masyarakat Cina bersembahyang pada leluhur yang telah meninggal, dan tentu saja tahun baru Cina yaitu Xin Cia. Biasanya pada masyarakat Cina Medan selalu terdapat setidaknya satu altar sembahyang, banyak pula yang memiliki altar sembahyang lebih dari satu dan diletakkan di depan rumah.

Masyarakat Cina Medan juga memiliki pedoman yang sangat kuat bahwa yang muda harus hormat pada yang lebih tua. Selain itu, Masyarakat Cina Medan memiliki panggilan khusus pada paman dan bibi, kakek dan nenek, dan juga pada ipar. Yang menarik adalah panggilan tersebut juga disesuaikan dengan latar asal saudara, maksudnya adalah apakah saudara tersebut berasal dari pihak ibu atau ayah. Contohnya adalah tante dari pihak ibu dan saudarara kandung, bukan ipar, dari si ibu disebut dengan panggilan A’i, sedangkan tante yang juga dari pihak ibu namun adalah saudara ipar disebut dengan Akim. Sedangkan tante yang berasal dari pihak ayah dan merupakan saudara kandung dari ayah disebut Ako sedangkan tante yang merupakan ipar dari ayah disebut dengan Acim, dan masih banyak lagi. Hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat unik dan menunjukkan suatu tanda hormat pada saudara yang lebih tua, karena saya menganggap panggilan-panggilan tersebut sebagai suatu gelar. Masyarakat Cina medan juga sangat menjunjung tinggi kampung halaman mereka yaitu Medan, dan apabila memungkinkan, masyarakat Cina Medan yang pindah ke kota lain akan tetap selalu mengunjungi Medan, baik sesekali ataupun setahun sekali.

· Persepsi Orang Lain

Menurut pandangan orang lain, yaitu teman-teman saya, masyarakat Cina Medan adalah orang yang sangat menyenangkan diajak bicara karena Cina Medan cenderung ekspresif dan bersemangat dalam berbicara. Namun seringkali pula banyak orang yang menganggap bahwa Cina Medan kadangkala terlalu banyak bicara dan juga sering berbicara dengan kasar dan kencang. Seakan-akan masyarakat Cina Medan adalah kelompok yang senang mencari masalah, padahal memang kebanyakan masyarakat Cina Medan berbicara dengan nada yang seperti kasar itu.

Selain itu, masyarakat Cina Medan terkenal dengan sifat pelitnya. Saya sendiri secara pribadi tidak merasa pelit, namun predikat pelit pada masyarakat Cina Medan begitu melekat hingga dapat dikatakan bahwa pelit adalah persepsi umum dari kebudayaan atau etnis lain terhadap Cina Medan.

Bagi anak-anak zaman sekarang tentu sangat mengenal istilah ”cinko”. Istilah tersebut digunakan untuk orang-orang keturunan Cina yang memiliki penampilan tipikal seperti kemeja dengan kancing terbuka hingga dada, celana panjang dengan potongan cutbray dengan sandal jepit untuk pria dan dandanan yang mencolok serta rambut highlight pirang hingga merah untuk wanita. Masyarakat Cina Medan juga dianggap sebagai golongan ”cinko” oleh banyak etnis lain, bahkan istilah ”cinko” telah menjadi istilah yang memiliki konotasi sangat negatif, hingga banyak orang yang menolak untuk dipanggil dengan sebutan ”cinko”.

Masyarakat Cina Medan juga dipandang sebagai Cina totok, yaitu masyarakat keturunan Cina yang memegang teguh kebudayaannya dengan sangat kuat. Misalnya dengan masih menggunakan bahasa Mandarin, Hokkian dan juga merayakan hari-hari besar Cina, seperti Ceng Beng atau Xin Cia. Hal tersebut kemudian berkembang dan menimbulkan persepsi lain yang dapat saya simpulkan sebagai persepsi dasar dari kebudayaan lain terhadap Cina Medan yang paling salah, yaitu persepsi bahwa masyarakat Cina Medan adalah orang-orang beragama Buddha. Padahal, tidak semua masyarakat Cina Medan beragama Buddha, bahkan dapat saya katakan bahwa masyarakat Cina Medan sebetulnya justru hanya melanjutkan tradisi dari leluhurnya untuk menyembah Dewa-Dewi yang berasal dari Cina, misalnya Kwan Kong, Kwan Im, Te Cu Kong, dimana dalam agama Buddha ajaran yang difokuskan adalah ajaran Sang Buddha. Namun, pada perkembangannya paham menyembah leluhur dan Dewa-Dewi Cina ini dipandang langsung sebagai suatu ajaran agama Buddha, mungkin karena dianggap memiliki banyak kemiripan dalam tata cara penyembahannya.

Ada pula persepsi buruk terhadap Cina Medan bahwa biasanya masyarakat Cina Medan senang sekali berjudi, baik judi kartu ataupun judi dadu. Selain itu ada beberapa pandangan pula yang beranggapan bahwa pria yang berasal dari masyarakat Cina Medan pastlilah hidung belang, sedangkan yang wanita pastilah ceriwis dan sangat kasar.

Memang pada dasarnya, persepsi etnis atau kebudayaan lain terhadap Cina Medan kebanyakan adalah persepsi yang negatif, walaupun demikian terdapat pula persepsi positif terhadap Cina Medan, misalnya pandangan bahwa Cina Medan biasanya pandai berbisnis dan juga giat bekerja. Karena memang istilah ”pergi bekerja sebelum matahari terbit dan pulang kerumah setelah matahri terbenam” sangat terkenal dalam komunitas Cina Medan.

· Perbandingan Antara Persepsi Pribadi dan Orang Lain

Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa persepsi pribadi saya apabila dibandingkan dengan persepsi yang berasal dari orang lain yang berlatarbelakang dari kebudayaan lain tidaklah terlalu berbeda jauh. Yang menjadi perbedaan mendasar adalah persepsi dari kebudayaan lain terhadap masyarakat Cina Medan cenderung negatif, hal ini mungkin dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap latar belakang budaya Cina Medan.

Namun, hal tersebut tidak dapat disalahkan karena memang pada dasarnya komunitas Cina Medan kurang membuka diri terhadap kebudayaan-kebudayaan lain yang pada akibatnya justru menambah kesalahpahaman yang memang telah ada. Untungnya dalam mengikuti perkembangan zaman, isu-isu perbedaan tersebut semakin berkurang dan justru saat ini perbedaan tersebut semakin dihargai oleh kebudayaan lain. Akibatnya hubungan antar kebudayaan mulai membaik, walaupun masih tetap terdapat perbedaan paham antara kebudayaan Cina Medan dengan kebudayaan suku lain yang menyebabkan pertengkaran.

Oleh karena itu walaupun menurut persepsi orang-orang dari kebudayaan lain terhadap Cina Medan lebih kearah negatif, masyarakat Cina Medan tidaklah perlu terlalu memikirkan pandangan-pandangan tersebut, justru masyarakat Cina Medan perlu untuk semakin membuka diri dan mengenalkan kebudayaannya sehingga kebudayaan lain dapat memiliki pandangan-pandangan positif lainnya terhadap kebudayaan Cina Medan.


20 komentar:

  1. PANTAS CINA MEDAN semua posisi pekerjaan di lowongan kerja dicari CINA MEDAN yang berbahasa HOKIAN..(LIHAT LOWONGAN KERJA DI HARIAN ANALISA) dan buat posisi OB ,rendahan dicari orang yang bisa berbahasa INDONESIA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Knapa anda tidak mengatakan kalau ada jg yg khusus Muslim? Kost Muslim, karyawan Muslim?
      Silahkan anda berkomentar hal2 yg baik dan sifat membangun.
      Mauliatte, Bujur.

      Hapus
    2. Buahahahhahaha indon akan tetep poor��

      Hapus
  2. CINA MEDAN SANGAT DIKENAL BERANI ..meruntuhkan mesjid..dan juga melarang karyawannya buat sholat dan ada kejadian cina medan melarang 17 karyawan dari NTT KE GEREJA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bos, kalau ada Tionghoa sprti itu bakar aja hidup2. Ingat!!!! Uang bukan segala nya, saya paling tidak setuju dgn Tionghoa Medan yg memandang uang sebagai segalanya.

      Hapus
  3. CUMA DI MEDAN CINA MEDAN BERANI MEMAKI2 POLISI ketika di TILANG

    BalasHapus
  4. CUMA CINA MEDAN YANG BERANI MEMANGGIL KARYWAN PRIBUMI DGN SEBGUTKAN KONTOL DAN ANJING

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan cuma pribumi Medan yg tetap bersabar meski diperlakukan seperti itu.Kalo di kota lain dah diamuk massa tuh kantor/pabrik

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  5. CINA MEDAN MEMAKI2 PRIBUMI DI MEDAN YOU TOBE http://www.youtube.com/watch?v=7aLN-cApDME

    BalasHapus
  6. HUANA CHAU CIBAI EM SI LANG! CHOI CIA KA TEN LANG MALAH KONG WA LANG YANG BO CI CIA! LU HUANA THAN HAMIK KA LU E PAI PIA? HAH? THAN SHI NAU HACE.

    BalasHapus
  7. Mengenai perempuan cina medan kasar mang benar..sekali ane pernah dibentak si toko software karena cd yg ane cari dia lagi ga ada/kehabisan.
    Sadi $$..

    BalasHapus
  8. memang kenyataanya cina medan lebih ke arah negatif beda dgn cina di jawa,saya sgt tdk menyukai prilaku mereka.

    BalasHapus
  9. Ni postingannya sopan jujur dan g ada unsur rasisme kok komentarnya rasis semua ya?? Ya mmg begitulah hidup du indonesia yg berbeda2 ras bahasa dan budaya,kalo kalian g terima dan g suka dgn suatu suku yaudah diem g usah banyak bicara ,jgn memulai pertikaian yg g penting dan g bikin kamu jadi kaya raya

    udah konsekuensinya tinggal di negara yg dulunya jadi tempat pusat perdagangan dr negara mana aja.. Jadi kalo kalian g suka akan keanekaragaman masyarakat Indonesia, berarti kalian bukan asli Indonesia. Sana pindah aja ke negara lain yg homogen. Emg ada?
    Pelajari lagi sejarah asal muasal negeri ini kenapa banyak ras,bahasa dan budaya.. Baru komentar

    BalasHapus
  10. Mntan suami China Medan, hidung belang memang benar. Smpt jdi mualaf, tapi Krn kami LDR, dia balik ke agama nya dan mencampakkan istri dan anaknya. Sering X dia Bohong dlm sgl hal. Bahkan ke ortu pun berani X membohongi. Berbagi pengalaman aja.

    BalasHapus
  11. Haiya..Cimed lagi jadi topik.
    Isi blog ini cenderung generalisasi. Tidak saya pungkiri ada sebagian ulasan di atas yang cenderung umum mengenai masyarakat Tionghoa asal Medan.
    Tapi yang pasti tidak semua Tionghoa Medan sukses secara ekonomi di perantauan maupun d Medan. Kalau Anda lihat di daftar nama orang-orang terkaya di Indonesia, tidak sampai 5 yang berasal dari Medan.

    BalasHapus