I. Profil Widayanto
Realisasi Sebuah Mimpi
Fransiskus X. Widayanto
Fransiskus X. Widayanto adalah seorang seniman keramik yang terkenal di Indonesia. Ia kuliah di Institut Teknologi Bandung jurusan ilmu keramik. Widayanto memilih jurusan tersebut karena memang hobinya yang kuat pada bidang seni, selain itu nilai eksaktanya yang jelek juga memantapkannya memilih jurusan ini. Orangtuanya pada kala itu sangat menentang pilihannya tersebut karena menurut mereka jurusan ilmu keramik hanya akan memberikannya gelar sarjana cobek. Namun pada akhirnya Widayanto tetap pada pilihannya untuk memilik jurusan ilmu keramik.
Ia masuk kuliah pada tahun 1974, dengan jumlah murid hanya dua orang. Kala itu memang peminat jurusan keramik sangatlah sedikit, karena proses kuliahnya sangat panjang dan sulit. Jumlah sarjana yang berhasil lulus dari jurusan keramik dari tahun 1963 hingga 1974 hanyalah 100 orang, dan hanya 5 diantaranya yang berprofesi sebagai ahli keramik. Widayanto sendiri dalam usahanya menjadi seorang ahli keramik banyak mendapat kesulitan. Saat kuliah ia hanya mendapat nilai C dan selain itu dalam proses pembuatan keramik ia banyak mendapatkan kegagalan. Namun menurutnya suatu hal yang gagal harus terus diperbaiki dan diulang hingga tercapai. Ia pun menerapkan pandangan tersebut dalam segala hal. Ia dengan tekun menjalani kuliah dan terus fokus dengan mimpinya.
Pada saat terjun ke masyarakat setelah selesai kuliah, Widayanto terus berusaha untuk menjadi seorang ahli keramik. Ia memulai usahanya di rumahnya di Setiabudi dan kemudian ke daerah Tapos, selain itu ia juga memiliki banyak toko di daerah Panglima Polim. Namun market seni keramik sendiri baru mulai berdiri pada tahun 1983. Baru pada tahun 1990 hingga 1993 market seni keramik ini menjadi booming, pada saat itu banyak media yang meliput dirinya. Akhirnya dengan banyak perjuangan kini ia menjadi seorang ahli keramik yang sangat terkenal. Yang menarik, teman kuliah Widayanto justru tidak berhasil berprofesi sebagai seorang ahli keramik, padahal waktu kuliah temannya tersebut selalu mendapat nilai A. Menurut Widayanto, nilai dan keahlian pada akhirnya hanyalah sebuah alat, namun yang paling penting adalah ketekunan dan fokus dalam berusaha.
Widayanto sendiri banyak mengalami kesulitan sebelum pada akhirnya menjadi seberhasil sekarang ini. Ia sempat mendapat pukulan yang sangat keras pada saat tahun 2000 mulai muncul kompetitornya yang tak lain dan tak bukan adalah bekas stafnya. Sampai pada saat ini kompetitornya telah bertambah dari satu menjadi enam. Hal ini tidak lantas menyurutkan semangatnya, ia tetap terus mengajar para stafnya walaupun mungkin akan muncul kompetitor-kompetitor lain dari stafnya. Ia percaya bahwa seni keramik tersebut harus terus dipertahankan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Sedangkan dalam menghadapi kompetitornya ia percaya bahwa ia hanya perlu terus berusaha keras dan menciptakan sesuatu yang baru dua atau tiga langkah didepan kompetitornya.
Masa yang paling sulit bagi Widayanto adalah sekitar empat hingga enam tahun lalu. Pada saat itu ia menghadapi masalah management. Masalahnya adalah bagaimana caranya agar barang-barang keramik miliknya dapat terawat dan tetap berkualitas. Ia ingin mengatur mimpi dan produknya. Widayanto mendapat banyak kesulitan dalam masalah management tersebut, ia hampir memutuskan untuk menyerah dan hanya ingin membuat usaha sendiri sebagai seorang seniman. Sampai akhirnya ada perusahaan Jepang yang berminat untuk memanage secara professional perusahaan milik Widayanto. Akhirnya ia setuju dan bekerja sama dengan perusahaan Jepang yang bernama Kobayashi tersebut.
Sebagai seorang entrepreneur menurut Widayanto, haruslah dapat menjadi seorang leader yang mempunyai visi dan ketekunan, selain itu harus lebih maju. Bagi Widayanto sendiri, menurutnya bisnis dan art haruslah terus berdampingan.
Walaupun telah berhasil, Widayanto masih memiliki mimpi yang masih ingin diwujudkan, yakni membuat pabriknya di Balaraja, Tangerang menjadi indah dan nyaman seperti Rumah Tanah Baru miliknya dan dapat terus menghargai customer-customernya. Saat ini pabrik di Balaraja tersebut masih sangat gersang, oleh karena itu ia berharap agar dapat segera memperindah Balaraja, karena bagi Widayanto produk miliknya harus dijual sekaligus dengan suasana yang menarik. Baginya mimpinya yang masih belum terwujud itu harus terus dikejar dengan sungguh-sungguh dan dimaintain dengan baik. Dengan memperbaiki dan memperindah pabriknya di Balaraja ia merasa dapat sekaligus menginvestasi lingkungan tersebut sebagai mimpi jangka panjangnya. Baginya hal tersebut berarti berkarya sambil melayani lingkungan ini. Hal tersebut adalah sebuah realisasi mimpi Widayanto.
II. Comment
Kegigihan Sang Pemimpi
Satu hal yang pasti, Widayanto adalah seorang pemimpi. Namun hal tersebut bukanlah hal yang buruk, karena mimpi-mimpi Widayanto adalah sebuah mimpi yang memiliki banyak manfaat. Ia terus berusaha dengan gigih dan tekun untuk mencapai mimpi-mimpinya tersebut. Walaupun seringkali mendapati kesulitan dan kegagalan ia terus berusaha untuk mewujudkan mimpinya.
Selain itu Widayanto adalah seorang pribadi yang teguh dan kuat. Hal ini terlihat dari ketetapannya untuk terjun ke seni keramik dan mewujudkan cita-citanya dan merealisasikan minatnya terhadap ilmu keramik walaupun orangtuanya menentang keputusannya tersebut. Ia juga berani dalam mengambil resiko karena pada masa itu, seni keramik bukanlah suatu keahlian dan profesi yang dipandang mata. Namun ia tidak perduli dengan itu semua dan tetap dengan percaya diri dan penuh keyakinan untuk memilih seni keramik sebagai jalan hidupnya.
Selain itu Widayanto adalah orang yang kreatif, hal ini terlihat dari kemampuannya untuk terus menghasilkan karya seni keramik yang beberapa langkah lebih maju dari kompetitornya dan begitu indah. Hal ini sekali lagi tidak lepas dari usaha dan kerja kerasnya dalam menciptakan suatu karya seni. Widayanto juga memiliki fokus dan visi yang jelas dalam menciptakan karya seninya dan menjalankan bisnisnya. Widayanto sendiri jugalah pribadi yang tegar dan sabar
Walaupun ia telah begitu berhasil, Widayanto sangat rendah hati dan respek terhadap orang lain. Ia menyatakan bahwa salah satu mimpinya adalah agar dapat memberikan apresiasi kepada para customernya. Selain itu ia juga memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi, terutama kepada lingkungan. Ia berusaha agar lokasi pabrik keramik miliknya dapat diperindah sebagai salah satu usaha untuk menginvestasi lingkungan. Ia masih memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang kadangkala kurang dimiliki oleh kebanyakan pengusaha.
Selain itu Widayanto juga sangat cekatan dalam membagi waktu untuk menjalani bisnisnya. Ia masih sering bolak-balik Panglima Polim, Tanah Baru, Setiabudi hingga Balaraja untuk menjalankan bisnisnya. Ia bahkan dapat menjalankan usahanya dengan mengusung seni dan bisnis secara bersamaan. Widayanto adalah sebuah contoh nyata dari buah kegigihan. Kini ia terus berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpinya dan tidak akan pernah berhenti sampai mimp-mimpi tersebut menjadi kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar