Social Exchange Theory
Saya memilih teori ini karena ada keterkaitan antara teori ini dengan pengalaman hidup saya. Karena dalam hidup ini, manusia sebagai makhluk sosial memiliki rasa saling ketergantungan. Sosok pribadi yang satu membutuhkan pribadi yang lain dan begitu juga sebaliknya.
Saya merasakan pertemanan yang sesungguhnya pada saat masa SMA, pada saat itu saya benar-benar bertemu dengan sekelompok teman yang benar-benar mendukung dan menjaga saya. Itulah reward yang saya rasakan selama pertemanan di SMA tersebut berlangsung. Dikala saya merasa sedih dan butuh bantuan, teman-teman saya akan senantiasa menemani dan menghibur saya. Pertemanan kami berlangsung dengan sangat awet, kami mengerjakan tugas bersama-sama, liburan bersama-sama. Kehidupan SMA saya berlangsung dengan sangat menyenangkan karena selalu dikelilingi teman-teman yang senantiasa selalu membantu saya.
Reward yang paling saya rasakan adalah di kala saya mendapat cobaan yang sangat berat dalam keluarga saya. Saya merasa sangat tertekan dan merasa hidup saya terasa sangat berat. Namun pada masa itu, teman saya berusaha untuk terus membantu dan menghibur saya. Pada masa itu saya merasa bahwa teman-teman tersebut adalah anugerah untuk saya yang paling besar. Berkat mreka jugalah saya dapat membangun diri saya kembali dan akhirnya bisa berusaha untuk lebih bertahan dalam menghadapi cobaan hidup.
Namun sebaliknya, suatu saat di masa SMA saya salah satu teman saya mendapat cobaan yang tidak kalah beratnya. Pada saat itu saya selalu menemaninya dalam melalui masa-masanya yang paling berat. Tiap seusai sekolah saya selalu menemaninya dan berusaha untuk menghiburnya. Akibatnya tugas saya sampai keteteran dan nilai pelajaran saya drop. Namun saya merasa bahwa saya harus menemani teman saya tersebut karena pada saat saya yang berada pada posisi tersebut sebelumnya ia selalu senantiasa menemani saya. Orangtua saya pun sempat protes, karena saya banyak menghabikan waktu dengan teman saya tersebut dibandingkan dengan keluarga saya sendiri. Namun saya berusaha terus untuk menjelaskan kepada orangtua saya bagaimana keadaan teman saya tersebut sampai kedua orangtua saya mengerti. Sampai pada akhirnya teman saya mampu melupakan masalahnya dan ia pun menyadari bahwa pertemanan antara kami sangat penting.
Saya telah mendapatkan Reward dari teman-teman saya. Namun selain itu saya juga memberikan Cost kepada teman-teman saya dalam bentuk pertemanan yang erat. Reward – Cost = Profit. Akhirnya sampai sekarang pertemanan kami masih sangat erat. Kami merasakan profit dalam pertemanan kami, sehingga pertemana kami pun berlangsung terus menerus. Hingga saat ini pula saya terus mendapat reward dan ‘membayar’ cost. Namun saya tetap mendapatkan profit yang amat besar, karena mendapat dan merasakan pertemanan yang sangat erat.